Oleh : Eris (3145040021)
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hal-hal yang Harus Dikuasai dalam Penerjemahan Lisan (Interpreting)
serta Korelasinya dengan Jurusan Bahasa Inggris”
dengan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata
kuliah Interpreting: Indonesian-English yang dibina oleh Dr. Andang Saehu, M.Pd.. Informasi
yang disajikan dalam makalah ini diperoleh dari buku serta internet.
Penulis sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pembimbing dan seluruh pihak
yang ikut serta dalam mendukung terselesaikannya makalah ini. Dalam pembuatan
makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
untuk kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik dan saran pembaca.
Harapan akhir yaitu makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dari semua
kalangan. Serta makalah ini dapat diterima dengan baik oleh dosen pembimbing
sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut.
Bandung, 08 Mei 2016
Penulis
ABSTRAK
ERIS : Hal-hal yang Harus Dikuasai dalam Penerjemahan Lisan (Interpreting)
serta Korelasinya dengan Jurusan Bahasa Inggris serta Korelasinya dengan
Jurusan Bahasa Inggris
Penerjemahan lisan merupakan
pengalihbahsaan atau mentransfer pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran secara lisan atau ucapan. Tipe-tipe penerjemahan lisan yang didasarkan pada status profesi, sifat kerja, tempatnya, dan
caranya. Penerjemah lisan harus melakukan persiapan dan strategi. Selain itu
agar dapat lancar dalam melaksanakan tugasnya, penerjemah lisan juga harus
mempunyai beberapa teknik dalam
penerjemahan lisan seperti adaptasi, penghapusan, penambahan, dan sebagainya. Seorang penerjemah profesional akan senantisa
mematuhi kode etik yang telah ditetapkan seperti
menjaga ketepatan dalam menyampaikan pesan, menjaga rahasia klien, dan bersifat
netral. Penerjemahan lisan ini sangat penting
dalam pengajaran khususnya dalam jurusan Bahasa Inggris. Karena penerjemahan
lisan merupakan kunci atau modal untuk terjun di dunia luar.
Kata Kunci : Bahasa,
Interpreting, Interpreter, Indonesia, Inggris, Bahasa Sumber, Bahasa Sasaran, dan
Penerjemahan lisan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan……...…………………………………....………...3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penerjemahan Lisan (Interpreting)...........................................4
2.2.
Tipe-tipe Penerjemahan Lisan.....................................................................4
2.2.1. Berdasarkan
Status Profesi..............................................................4
2.2.2. Berdasarkan
Sifat Kerjanya.............................................................5
2.2.3. Berdasarkan
Tempatnya..................................................................5
2.2.4. Berdasarkan
Caranya.......................................................................7
2.3. Persiapan dan Strategi dalam
Penerjemahan Lisan.....................................8
2.3.1. Langkah-langkah
dalam Kegiatan Penerjemahan Lisan.................8
2.3.2. Strategi
Penerjemahan Lisan...........................................................8
2.4.
Teknik Penerjemahan Lisan Beserta contohnya.........................................8
2.4.1. Reduksi (Reduction) atau
Penghapusan (Deletion).........................8
2.4.2. Penambahan (Addition)...................................................................9
2.4.3. Transposisi (Transposition).............................................................9
2.4.4. Modulasi (Modulation)...................................................................9
2.4.5. Terjemahan Harfiah (Literal Translation)......................................9
2.4.6. Adaptasi (Adaptation)...................................................................10
2.4.7. Pungutan (Borrowing)...................................................................10
2.4.8. Amplifikasi (Amplification) atau
Deskripsi (Description)............10
2.4.9. Kalke (Calque).............................................................................10
2.4.10. Kompensi (Compensation)............................................................11
2.4.11. Generalisasi (Generalization).......................................................11
2.4.12. Amplifikasi Linguistik (Linguistc Amplification).........................11
2.5.
Hal-hal yang Harus Dilakukan Sebagai
Seorang Interpreter (Kode Etik)..................................................11
2.5.1. Ketepatan
dalam Mengalihkan Pesan............................................11
2.5.2. Menjaga
Rahasia Klien..................................................................12
2.5.3. Tidak
Memihak..............................................................................12
2.6.Korelasi
Penerjamahan Lisan dengan Jurusan Bahasa Inggris..................12
BAB III PENUTUP
3.3. Simpulan..................................................................................................13
3.4. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hal utama yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini
yaitu sebagai tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Interpreting: Indonesia-English yang
dibina oleh Dr. Andang Saehu, M.Pd serta keingintahuan penulis tentang hal-hal
yang harus diketahui dalam penerjemahan lisan.
Allah
SWT menciptakan bumi ini dan segala isinya (manusia) yang terdiri dari berbagai
jenis suku, budaya, dan negara. Dari semua itu Allah SWT menciptakan suatu alat
komunikasi supaya umat manusia bisa menjalankan kehidupan dengan baik antara
satu sama lainnya yaitu bahasa. Bahasa adalah
salah satu nikmat yang tiadak terkira yang diberikan oleh Sang Maha
Pencipta kepada umat manusia. Dari berbagai negara yang ada di dunia ada
sekitar 6.912 bahasa, jumlah tersebut belum akurat karena dari tahun ke tahun
pasti ada bahasa yang bertambah ataupun punah. Hal tersebut menunjukan begitu
banyaknya bahasa yang ada di dunia ini.
Maka
dari itu untuk mempermudah berkomunikasi dengan orang-orang atau negara yang
berbeda bahasa yaitu salah satunya dengan penerjemahan lisan (interpreting),
seorang Interpreter minimal harus mengetahui bahasa Inggris sebagai
bahasa Internasional. Untuk menjadi Interpreter yang baik tidak lah
mudah, seorang Interpreter yang masih dalam tahap belajar minimal harus
mengetahui tipe-tipe interpreting, teknik dalam melakukan interpreting,
mengetahui apa yang harusnya dilakukan sebagai interpreter, dsb.
Terutama bagi pelajar yang sedang berada di jurusan bahasa Inggris, khususnya
penulis sendiri.
Dari latar belakang di atas maka dalam pembuatan
makalah ini, penulis tertarik mengambil judul “Hal-hal yang Harus Dikuasai
dalam Penerjemahan Lisan (Interpreting) serta Korelasinya dengan Jurusan
Bahasa Inggris”.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah pengertian dari penerjemahan
lisan?
1.2.2. Bagaimana tipe-tipe dari penerjemahan
lisan?
1.2.3. Bagaimana teknik penerjemahan lisan
serta contohnya?
1.2.4. Bagaimana strategi dan persiapan dalam
peerjemahan lisan?
1.2.5. Bagaimana Hal apa saja yang harus
dilakukan sebagai interpreter (Kode Etik)?
1.2.6. Bagaimana korelasi terjemahan lisan
dengan jurusan Bahasa Inggris?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan
khususnya untuk melengkapi tugas UAS
mata kuliah Interpreting: Indonesia-English yang
dibina Dr. Andang Saehu, M.Pd.. di Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora.
Adapun tujuan umumnya sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari penerjemahan
lisan;
1.3.2 Untuk mengetahui tipe atau jenis penerjemahan
lisan;
1.3.3 Untuk mengetahui teknik-teknik penerjemahan
lisan dan contoh-contohnya;
1.3.4 Untuk mengetahui persiapan dan strategi
dalam penerjemahan lisan;
1.3.5 Untuk mengetahui hal-hal yang harus
dilakukan sebagai interpreter (kode etik); dan
1.3.6 Untuk
mengetahui korelasi interpreting
dengan jurusan bahasa Inggris.
1.4. Manfaat Penulisan
Secara
teoritis, manfaat penulisan ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan penulis
tentang hal-hal yang harus diketahui dalam melakukan interpreting serta
korelasinya dengan jurusan bahasa Inggris. Secara praktisnya, bahwa tujuan dari
jurusan Fakultas Adab dan Humaniora selain menciptakan mahasiswa yang
berpengetahuan tinggi, religius, dan berakhlak, tetapi juga menciptakan
mahasiswa yang bisa menguasai bahasa Inggris, khususnya bagi mahasiswa jurusan
bahasa Inggris. Oleh karena itu hasil dari penulisan ini dapat dijadikan
motivasi khususnya bagi penulis, umumnya seluruh mahasiswa jurusan bahasa
Inggris untuk lebih bisa meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya terutama dalam
Interpreting.
1.5.
Sistematika Penulisan
Bab kesatu merupakan pendahuluan
yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan isi yang
mencakup pengertian penerjemahan lisan, tipe-tipe penerjemahan lisan, persiapan
dan strategi dalam penerjemahan lisan, teknik-teknik dalam penerjemahan lisan
beserta contohnya, hal-hal yang harus dilakukan sebagai interpreter (kode
etik), dan korelasi interpreting dengan jurusan Bahasa Inggris. Bab
ketiga merupakan penutup yang mencakup simpulan dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penerjemahan Lisan (Interpreting)
Penerjemahan (Translation) merupakan pengalihan arti dan
pesan dari Bahasa Sumber (BSu) ke dalam Bahasa Sasaran (BSa). Penerjemahan
ibaratkan kita mentrasnfer uang dari Bank A ke Bank B, maka saldo ataupun
jumlah uangnya akan tetap sama walaupun Bank nya berbeda. Menurut Brislin
(dalam Djuharie, 2013:12),”Terjemahan adalah pengalihan pikiran dan ide dari BSa ke dalam BSu, baik itu
bahasa lisan maupun tulisan, baik bahasa itu sudah memiliki ortografi ataupun
belum, baik itu bahasa isyarat untuk orang-orang tuli ataupun bukan.”
Merujuk dari pengertian translation tersebut, bisa dikatakan
bahwa interpreting merupakan pengalihan atau mentransfer arti, pesan,
pikiran, dan ide dengan tidak merubah sedikitpun maknanya yang dilakukan secara
lisan atau ucapan. Di samping itu, Shuttleworth dan Cowie (dalam Pujiyanti 2013:1) mengatakan, “Interpreting is a term
used to refer to the oral translation of a spoken message or text.”
Artinya, Interpreting adalah sebuah istilah yang mengacu pada terjemahan lisan
dari pesan yang berupa ucapan maupun teks.
`
2.2. Tipe-tipe dari
Penerjemahan Lisan
Pada dasarnya tipe-tipe penerjemahan lisan dibedakan kedalam
beberapa bagian, diantranya.
2.2.1 Berdasarkan
Status Profesi
Tipe penerjemahan lisan berdasarkan status profesi yaitu penerjemahan
yang dilihat dari profesi atau pekerjaannya. Ada beberapa tipe penerjemahan
berdasarkan status profesi. Pertama, interpreter amatir, yaitu
penerjemah lisan yang bekerja hanya sebagai kegemaran ataupun seseorang yang
sedang masih dalam tahap pembelajaran (mahasiswa bahasa Inggris).
Kedua, interpreter profesional, yaitu seorang penerjemah
yang sudah mahir dan benar-benar bekerja sebagai interpreter, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya pun hasil dari pekerjaan sebagai interpreter.
Ketiga, interpreter semi profesional, penerjemah lisan ini merupakan penerjemah
yang sudah mahir. Namun, dia tidak menggunakan keterampilan interpreting
ini sebagai matapencaharian, akan tetapi jika disuruh menjadi interpreter
maka dia sanggup dan bisa. Dalam kata lain keterampilan interpretingnya hanya
digunakan sebagai pekerjaan sampingan (Nababan dalam Khrisna, 2008:13).
2.2.2 Berdasarkan
Sifat Kerjanya
Tipe penerjemahan berdasarkan sifat kerjanya ada yang bekerja penuh
waktu (full-timer) dan yang paruh waktu (part-timer). (Weber dalam Khrisna, 2008:13-14).
Artinya, penerjemah lisan penuh waktu ini samadengan penerjemah
profesional yaitu bekerja penuh dalam bidang penerjemahan lisan dan
mengandalkan keahliannya tersebut sebagai pekerjaan utama. Sedangkan penerjamah
lisan paruh waktu samadengan penerjemah semi profesional, yaitu seseorang yang
bisa dan mampu melakukan kegiatan penerjemahan lisan, tetapi pekerjaan tersebut
hanya sekedar sampingan.
2.2.3 Berdasarkan
Tempatnya
Tipe penerjemahan lisan berdasarkan tempatnya dibagi ke dalam
beberapa jenis. Pertama, Conference Interpreting, yaitu penerjemahan
lisan yang dilaksanakan dalam suatu konferensi, misalnya seperti dalam
Konferensi Asia-Afrika (KAA). Biasanya penerjemahan lisan yang dilaksanakan
pada saat konferensi ini menggunakan cara penerjemahan lisan kombinasi (Combination
Interpreting) yaitu menggabungkan antara penerjemahan lisan konsekutif (Consecutive)
dan simultan (Simultaneous).
Kedua, Court Interpreting, yaitu penerjemah lisan yang
dilaksanakan di ruang sidang, penerjemah ini disebut penerjemah lisan legal dan
kedudukannya paling tinggi dari penerjemah lisan lainnya. Penerjemah lisan ini
harus bersifat netral.
Ketiga, Community Interpreting, penerjemahan lisan jenis ini biasanya
dilakukan di tempat atau bidang pelayanan umum, dimana penerjemahan lisan ini sebagai
fasilitas komunikasi antara para pejabat dengan masyarakat umum, contohnya
seperti di kepolisian, imigrasi, dsb.
Keempat, Whispered Interpreting,
sesuai dengan namanya “Whispered” artinya “berbisik”. Namun sebenarnya
penerjemahan lisan ini tidak berbisik, melainkan berbicara pelan. Penerjemhan ini biasanya dilakukan ketika partisipan tidak lebih dari 2 orang,
oleh karena itu tidak membutuhkan suara keras.
Kelima, ada Liaison Interpreting, Liaison artinya
penghubung, jadi penerjemahan ini adalah penerjemahan lisan sebagai penghubung
antara si A dengan si B. Misalnya si A ingin melakukan percakapan dengan si B,
tetapi diantara mereka berdua tidak saling memahami bahasa lawan bicaranya.
Dalam penerjemahan lisan ini seorang interpreter harus menjadi
penerjemah lisan antara dua bahasa (Inggris-Indonesia serta Indonesia-Inggris).
Di samping itu, menurut Fujiyanti (2013:5) Liaison Interpreting,
“Digunakan ketika suatu kelompok kecil dari dua kubu yang tidak saling memahami
bahasa lawan tuturnya mengadakan suatu diskusi
atau negosiasi. Peristiwa
ini umumnya terjadi dalam suatu
rapat, pertemuan delegasi, atau perjanjian kesepakatan [Dalam] kegiatan ini kedua
kubu saling berinteraksi dengan memanfaatkan kehadiran seorang penerjemah lisan
untuk menjembatani kesenjangan komunikasi mereka akibat perbedaan bahasa.”
2.2.4 Berdasarkan
Caranya
Tipe interpreting berdasarkan caranya umumnya dibedakan menjadi
tiga. Diantaranya Konsekutif (Consecutive), Simultan (Simultaneous),
dan Kombinasi (Combination).
Penerjemahan lisan secara Konsekutif adalah penerjemahan yang
dilakukan dengan jeda waktu, dalam arti si penerjemah jangan dulu bicara (menginterpreting)
sebelum pembicara berhenti berbicara (sekitar 3 sampai 10 kalimat). Konsekutif
menurut Santiago (dalam Pujiyanti, 2013:6), “in its purest form, consecutive
interpretation is a mode which the interpreter begins the interpretation
of a complete message after the speaker
has stopped producing the source utterance.” Artinya kurang lebih,
penerjemahan lisan konsekutif adalah sebuh cara dimana penerjemah lisan mulai
menginterpretasikan pesan tersebut setelah pembicara berhenti memberikan
ujarannya (berbicara). Adapun ciri khas dari penerjemahan secara konsekutif
yaitu membuat catatan (note-taking), catatan tersebut berguna jika lupa
karena keterbatasan memori atau ingatan serta waktu.
Penerjemhan lisan secara Simultan merupakan penerjemhan lisan yang
dilakukan secara beriringan, dimana si penerjemah melakukan interpreting
mengiringi perkataan pembicara, artinya setiap kata yang diungkapkan harus
diinterpretasikan. Adapun alat tambahan dalam penerjemahan secara simultan
diantaranya booth, microphone, headset, transmitter, dsb.
Selanjutnya ada penerjemahan secara Kombinasi, penerjemahan ini
merupakan penerjemahan lisan gabungan antara Konsekutif dengan Simultan ,
dimana si Simultaneous Interpreter bertugas sebagai penyampai pesan atau
arti, sedangkan si Consecutive Interpreter bertugas mencatat untuk
menjaga ada kesalahan atau lupa. Biasanya cara penerjemahan seperti ini
dilakukan di kenegaraan.
2.3. Persiapan dan Strategi
dalam Penerjemahan Lisan
Persiapan dan strategi sangatlah penting bagi seorang penerjemah
lisan yang akan melaksanakan tugasnya, karena keberhasilan itu tertagntung pada
persiapan itu sendiri.
2.3.1. Langkah-langkah
dalam Penerjemahan Lisan
Ada beberapa langkah atau persiapan pribadi yang harus diperhatikan
dalam penerjemahan lisan, yang utama adalah persiapan fisik yang prima, karena
proses penerjemahkan lisan itu sangat menguras tenaga (fisik), kemudian seorang
penerjemah harus memperhatikan peralatan seperti buku (note-taking) bagi
penerjemah lisan konsekutif dan peralatan lainnya, selain itu penerjemah lisan
juga harus datang lebih awal minimal 30 menit sebelumnya serta sebelum bertugas
dianjurkan untuk melakukan kontak dengan pembicara supaya bisa mengetahui
“kisi-kisi” yang akan disampaikan oleh pembicara tersebut.
2.3.2. Strategi
Penerjemahan Lisan
Adpun strategi yang harus dikuasi oleh seorang penerjemah lisan
diantaranya. Penerjemah lisan senantiasa harus melakukan kontak mata dengan
lawan bicara maupun pendengarnya, penerjemah lisan harus menyampaiakan pesan
dengan jelas dan yakin, penerjemah lisan harus berada dekat dengan pembicara
untuk memudahkan dalam menangkap pesan, sampaikanlah pesan apa adanya, serta
intonasi atau mimik harus sesaui dengan pembicara (Khrisna, 2013: 26-30).
2.4. Teknik dalam
Penerjemahan Lisan Beserta Contohnya
Agar terjemahan lisan ini bisa terlaksana dengan baik dan mudah,
maka ada beberapa teknik yang harus dikuasai dan bisa diaplikasikan.
Berdasarkan Tesis (Khrisna, 2013:31-39) ada beberapa teknik dalam penerjemahan
Lisan sebagai berikut.
2.4.1. Reduksi /
Penghapusan (Reduction / Deletion)
Teknik penerjemahan ini sesuai dengan nanamnya yaitu Reduksi atau
pemotongan (pengurangan) yaitu proses penerjemahan dengan melakukan pengurangan
kata atau prase Bahasa Sumber (BSu) dengan tujuan hasil terjemhananya dalam
Bahasa Sasaran (BSa) menjadi lebih efektif dan enak didengar.
Contohnya
– BSu : Eris is a student.
– BSa : Eris seorang
pelajar.
2.4.2. Penambahan (Addition)
Penambahan disini artinya sebuah teknik menambahkan kata atau prase
ke dalam BSa, tujuannya untuk memperjelas makna yang disampaikan oleh
pembicara.
Contohnya
– BSu : Fauji told me that he could
playing football.
– BSa: Fauji
bilang pada saya bahwa dia bisa bermain sepakbola.
2.4.3. Transposisi (Transposition)
Teknik penerjemahan ini yaitu teknik penerjemahan dengan cara
menggeserkan atau merubah posisi. Yaitu dengan cara merubah posisi prase yang
ada di awal kalimat menjadi di akhir atau di tengah kalimat.
Contohnya
– BSu : I had played football for 90 minutes yesterday.
– BSa : Kemarin
saya bermain sepakbola selama 90 menit.
2.4.4. Modulasi (Modulation)
Teknik modulasi ini merupakan teknik penerjemahan lisan dengan cara
mengubahan kalimat dari pasif menjadi aktif ataupun sebaliknya.
Contohnya – BSu : The students are being studied Interpreting by
Mr. Andang.
– BSa : Bapak Andang sedang mengajarkan mahasiswa
penerjemahan lisan.
2.4.5. Terjemahan
Harfiah (Literal Translation)
Penerjemahan harfiah ini yaitu teknik penerjemahkan lisan dengan
cara kata per kata (word per word), tetapi kata per kata ini juga bisa
dimodifikasi (modification).
Contohnya
– BSu : She is a beautiful girl.
– BSa : Dia adalah seorang cantik gadis (kata per
kata).
Dia seorang gadis
yang cantik (modifikasi).
2.4.6. Adaptasi (Adaptation)
Teknik penerjemahan ini adalah proses
penerjemahan secara bebas, diadaptasikan sesuai dengan konteks yang ada dalam
BSa, Biasanya terjemahan ini dilakukan untuk menterjemahkan kata-kata yang
berbau peribahasa ataupun sastra
(idiom).
Contohnya
– BSu : To speak about the devils.
– BSa : Mebicarakan setan
(secara sastra)
Panjang
umurnya/Baru saja dibicarakan (Adaptasi)
2.4.7. Pungutan (Borrowing)
Teknik penerjemahana ini dalam bahasa Indonesia bisa disebut kata
serapan, dimana kata tersebut masih mempertahankan cara pengucapan ataupun
penulisannya.
Contohnya
– BSu : This is a mouse.
– BSa : Ini mouse
(komputer)
2.4.8. Amplifikasi (Amplification)
atau Deskripsi (Description)
Yaitu teknik penerjemahan lisan
untuk meredefinisikan suatu istilah yang tidak ditemukan padannya.
Redefinisi disini bukan berarti menggantikan suatu istilah dengan istilah baru. Dalam kata lain amplifikasi adalah proses
mendeskripsikan atau menjelaskan kata yang tidak ditemukan padanan katanya.
Contohnya
– BSu : Pete / Petai
– BSa : A type of edible flat bean.
2.4.9. Kalke (Calque)
Kalke adalah teknik penerjemahan lisan secara harfiah dari suatu
kata atau frase ke dalam BSa, kemudian dicocokan dengan konteks yang ada dalam
BSa.
Contohnya
– BSu : Prophet Mohammed, and Abraham.
– BSa : Nabi Muhammad dan Ibrahim.
2.4.10. Kompensasi (Compensation)
Teknik penerjemahan lisan ini teknik menyampaikan sebuah makna yang
tidak bisa disampaikan ke dalam BSa dengan posisi atau makna yang sama. Sebuah
kata bisa berubah maknanya dalam keadaan tertentu.
Contohnya
– BSu : He is going to come to my birthday party.
– BSa : Dia akan datang ke pesta
ulang tahun ku. (buat
sahabat).
Beliau akan datang ke pesta ulang tahun ku. (buat orang yang dihormati).
2.4.11. Generalisasi (Generalization)
Teknik generalisasi ini digunakan dengan cara menggunakan istilah
umum yang bisa dimengerti oleh pendengar atau audien.
Contohnya
– BSu : She gave me a lot of pie.
– BSa : Dia memberikanku roti
yang banyak.
2.4.12. Amplifikasi Linguistik
(Linguistc Amplification)
Teknik ini diaplikasikan dengan cara menambahkan elemen-elemen
linguistik pada frase, biasanya frase ini diinterpretasikan ke dalam padanan
frase yang sudah baku.
Contohnya
– BSu : No parking.
– BSa : Dilarang parkir.
2.5. Hal-hal yang
Harus Dilakukan sebagai Seorang Interpreter (Kode Etik)
Seorang penerjemah lisan harus mematuhi etika-etika atau pedoman
(kode etik). Ada beberapa acuan dasar kode etik yang harus dipegang teguh.
2.4.1. Ketepatan Dalam
Mengalihkan Pesan
Seorang penerjemah lisan harus tepat dalam mengalihkan pesan agar
maksud dan tujuan yang diucapkan pembicara bisa sampai, adapun caranya
diantaranya harus memahami serta menguasai BSu maupun BSa, selain itu dalam
penyampaian pesan atau tuturan sasaran harus jelas jangan terdengar seperti
terjemahan.
2.4.2. Menjaga Rahasia
Klien
Seorang penerjemah lisan yang profesional akan selalu menjaga
rahasia para kliennya. Karena biasanya seorang penerjemah lisan akan menemuni
para klien dari lembaga, perusahaan, maupun pemerintah. Oleh karena itu penerjemah
harus bisa menjaga kerahasiaannya.
2.4.3. Tidak Memihak
Untuk menjamin bahwa pesan yang disampaikan itu akurat dan tepat.
Maka seorang penerjemah lisan yang profesiaonal harus bersifat netral atau
tidak memihak (Khrisna, 2013:40-43). Jika seorang penerjemahan lisan tidak bisa
menjaga kode etik, itu artinya ia telah “mengotori” dirinya sendiri ataupun
penerjemahan lisan itu sendiri.
2.6.Korelasi
Penerjemahan Lisan dengan Jurusan Bahasa Inggris
Jurusan Bahasa Inggris merupakan jurusan yang mempelajari
keseluruhan dari pelajaran bahasa Inggris, baik itu speaking, structure,
translation, listening, tak terkecuali dengan interpreting.
Karena mahasiswa jurusan bahasa khusunya jurusan D-3 Bahasa Inggris Fakultas Adab dan Humaniora yang
merupakan “Arsitek” nya bahasa, maka
mahasiswa harus mampu “mengutuk-ngatik” bahasa, khususnya dalam Interpreting Indonesia-Inggris ataupun sebaliknya. Walaupun
interpreting sangat sulit, tetapi inilah yang harus dikuasai oleh para
mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Kemampuan interpreting ini tidak semudah
membalikan telapak tangan, tetapi kita harus giat berlatih.
Sebagaimana sambutan Bapak Uday Permanaludin, M.Pd dalam Milad
jurusan Bahasa Inggris (BI) ke-14 tahun yang dilaksanakan pada 10 Mei kemarin,
beliau mengatakan bahwa jati diri jurusan BI itu tergantung mahasiswanya, dalam
jurusan BI itu ada lima skill yang harus dikuasi oleh para mahasiswanya
diantaranya Structure, Reading, Listening, Translation, dan Interpreting.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Penerjemahan lisan (interpreting)
merupakan pengalihan atau mentransfer arti, pesan, pikiran, dan ide dengan
tidak merubah sedikitpun maknanya yang dilakukan secara lisan atau ucapan. Ada
beberapa tipe penerjemahan lisan. Pertama, berdasarkan status profesi,
diantaranya penerjemah lisan amatir, profesional, dan semiprofesional. Kedua,
berdasarkan sifat kerjanya yaitu ada penerjemah yang bekerja penuh waktu dan
adapula yang bekerja paruh waktu. Ketiga, berdasarkan tempatnya ada yang
dilaksanakan di conference interpreting, court interpreting, community
interpreting, whispered interpreting, atau liasion interpreting.
Keempat, berdasarkan caranya diantaranya secara konsekutif, simultan, dan
kombinasi.
Seorang penerjemah lisan harus melaukan
persiapan dan menyiapkan strategi serta teknik ketika akan melaksanakan
tugasnya. Seorang penerjemah harus memperhatikan peralatan seperti buku
(note-taking) bagi penerjemah lisan konsekutif dan peralatan lainnya, selain
itu penerjemah lisan juga harus datang lebih awal minimal 30 menit sebelumnya
serta sebelum bertugas dianjurkan untuk melakukan kontak dengan pembicara
supaya bisa mengetahui “kisi-kisi” yang akan disampaikan oleh pembicara
tersebut.
Seorang interpreter juga harus mematuhi
kode etik yang sudah ditetapkan dan tidak boleh melanggarnya, diantaranya
ketepatan dalam mengalihkan pesan (interpreting), menjaga rahasia klien,
dan harus bersifat netral. Walaupun interpreting sangat sulit, tetapi inilah
yang harus dikuasai oleh para mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Kemampuan interpreting
ini tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi kita harus giat berlatih.
Kemampuan interpreting ini merupakan identias dari jurusan Bahasa
Inggris (Afakultas Adab dan Humaniora).
3.2. Saran-saran
Sebagai seorang pelajar yang ada di jurusan Bahasa Inggris, marilah
kita meningkatkan pembelajaran kita, terutama dalam penerjemahan lisan (Interpreting).
Minimal kita harus mengetahui teknik ataupun tatacara dalam melakukan
penerjemahan lisan. Karena penerjemahan lisan merupakan jati diri dari jurusan
Bahasa Inggris di samping pelajaran structure, reading, listening, dan translation.
Selain itu sebagai seorang penerjemah lisan agar bisa menjaga kode
etik dalam melakukan penerjemahan lisan. Hal ini untuk menjaga nama baik dari
penerjemahan lisan ataupun penerjemah lisan itu sendiri. Seorang penerjemah
profesinal pasti akan senantiasa menjaga dan mematuhi kode etik penerjemahan
lisan.
DAFTAR PUSTAKA
Djuharie, Otong Setiawan. 2013. Teknik dan Panduan
Menterjemahkan Bahasa inggris-Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Pujiyanti, Umi. 2013.Kajian Penerjemahan Lisan. Solo: LKP
Indonesia Belajar.
Khrisna, Dyah Ayu Nila. 2008. Kajian Penerjemahan Lisan
Konsekutif dalam Kebaktian Kebangunan Rohani Bertajuk “Miracle Crusade – This
is Your Day!”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sae, mencerahkan
ReplyDeletealhamdulillah
Deletealhamdulillah
ReplyDelete