Wednesday, 12 October 2016

HAL-HAL YANG HARUS DIKUASAI DALAM PENERJEMAHAN LISAN (INTERPRETING) SERTA KORELASINYA DENGAN JURUSAN BAHASA INGGRIS

Oleh : Eris (3145040021)







KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hal-hal yang Harus Dikuasai dalam Penerjemahan Lisan (Interpreting) serta Korelasinya dengan Jurusan Bahasa Inggris” dengan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Interpreting: Indonesian-English yang dibina oleh Dr. Andang Saehu, M.Pd.. Informasi yang disajikan dalam makalah ini diperoleh dari buku serta internet. Penulis sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pembimbing dan seluruh pihak yang ikut serta dalam mendukung terselesaikannya makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik dan saran pembaca. Harapan akhir yaitu makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dari semua kalangan. Serta makalah ini dapat diterima dengan baik oleh dosen pembimbing sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut.





Bandung, 08 Mei 2016

                                                                                              Penulis




ABSTRAK

ERIS : Hal-hal yang Harus Dikuasai dalam Penerjemahan Lisan (Interpreting) serta Korelasinya dengan Jurusan Bahasa Inggris serta Korelasinya dengan Jurusan Bahasa Inggris
Penerjemahan lisan merupakan pengalihbahsaan atau mentransfer pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara lisan atau ucapan. Tipe-tipe penerjemahan lisan yang didasarkan pada status profesi, sifat kerja, tempatnya, dan caranya. Penerjemah lisan harus melakukan persiapan dan strategi. Selain itu agar dapat lancar dalam melaksanakan tugasnya, penerjemah lisan juga harus mempunyai beberapa teknik dalam penerjemahan lisan seperti adaptasi, penghapusan, penambahan, dan sebagainya. Seorang penerjemah profesional akan senantisa mematuhi kode etik yang telah ditetapkan seperti menjaga ketepatan dalam menyampaikan pesan, menjaga rahasia klien, dan bersifat netral. Penerjemahan lisan ini sangat penting dalam pengajaran khususnya dalam jurusan Bahasa Inggris. Karena penerjemahan lisan merupakan kunci atau modal untuk terjun di dunia luar.
Kata Kunci : Bahasa, Interpreting, Interpreter, Indonesia, Inggris, Bahasa Sumber, Bahasa Sasaran, dan Penerjemahan lisan.












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan……...…………………………………....………...3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penerjemahan Lisan (Interpreting)...........................................4
2.2. Tipe-tipe Penerjemahan Lisan.....................................................................4
                             2.2.1.   Berdasarkan Status Profesi..............................................................4
                             2.2.2.   Berdasarkan Sifat Kerjanya.............................................................5
                             2.2.3.   Berdasarkan Tempatnya..................................................................5
                             2.2.4.   Berdasarkan Caranya.......................................................................7
2.3. Persiapan dan Strategi dalam Penerjemahan Lisan.....................................8
                             2.3.1.   Langkah-langkah dalam Kegiatan Penerjemahan Lisan.................8
                             2.3.2.   Strategi Penerjemahan Lisan...........................................................8
2.4. Teknik Penerjemahan Lisan Beserta contohnya.........................................8
                             2.4.1.   Reduksi (Reduction) atau Penghapusan (Deletion).........................8
                             2.4.2.   Penambahan (Addition)...................................................................9
                             2.4.3.   Transposisi (Transposition).............................................................9
                             2.4.4.   Modulasi (Modulation)...................................................................9
                             2.4.5.   Terjemahan Harfiah (Literal Translation)......................................9
                             2.4.6.   Adaptasi (Adaptation)...................................................................10
                             2.4.7.   Pungutan (Borrowing)...................................................................10
                             2.4.8.   Amplifikasi (Amplification) atau Deskripsi (Description)............10
                             2.4.9.    Kalke (Calque).............................................................................10
                           2.4.10. Kompensi (Compensation)............................................................11
                           2.4.11. Generalisasi (Generalization).......................................................11
                           2.4.12. Amplifikasi Linguistik (Linguistc Amplification).........................11
2.5. Hal-hal yang Harus Dilakukan                                                            Sebagai Seorang Interpreter (Kode Etik)..................................................11
                           2.5.1.   Ketepatan dalam Mengalihkan Pesan............................................11
                           2.5.2.   Menjaga Rahasia Klien..................................................................12
                           2.5.3.   Tidak Memihak..............................................................................12
2.6.Korelasi Penerjamahan Lisan dengan Jurusan Bahasa Inggris..................12
BAB III PENUTUP
3.3. Simpulan..................................................................................................13
3.4. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
























BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hal utama yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini yaitu sebagai tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Interpreting: Indonesia-English yang dibina oleh Dr. Andang Saehu, M.Pd serta keingintahuan penulis tentang hal-hal yang harus diketahui dalam penerjemahan lisan.
Allah SWT menciptakan bumi ini dan segala isinya (manusia) yang terdiri dari berbagai jenis suku, budaya, dan negara. Dari semua itu Allah SWT menciptakan suatu alat komunikasi supaya umat manusia bisa menjalankan kehidupan dengan baik antara satu sama lainnya yaitu bahasa. Bahasa adalah  salah satu nikmat yang tiadak terkira yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta kepada umat manusia. Dari berbagai negara yang ada di dunia ada sekitar 6.912 bahasa, jumlah tersebut belum akurat karena dari tahun ke tahun pasti ada bahasa yang bertambah ataupun punah. Hal tersebut menunjukan begitu banyaknya bahasa yang ada di dunia ini.
Maka dari itu untuk mempermudah berkomunikasi dengan orang-orang atau negara yang berbeda bahasa yaitu salah satunya dengan penerjemahan lisan (interpreting), seorang Interpreter minimal harus mengetahui bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Untuk menjadi Interpreter yang baik tidak lah mudah, seorang Interpreter yang masih dalam tahap belajar minimal harus mengetahui tipe-tipe interpreting, teknik dalam melakukan interpreting, mengetahui apa yang harusnya dilakukan sebagai interpreter, dsb. Terutama bagi pelajar yang sedang berada di jurusan bahasa Inggris, khususnya penulis sendiri.
Dari latar belakang di atas maka dalam pembuatan makalah ini, penulis tertarik mengambil judul “Hal-hal yang Harus Dikuasai dalam Penerjemahan Lisan (Interpreting) serta Korelasinya dengan Jurusan Bahasa Inggris”.

1.2.Rumusan Masalah
          1.2.1.   Apakah pengertian dari penerjemahan lisan?
          1.2.2.   Bagaimana tipe-tipe dari penerjemahan lisan?
          1.2.3.   Bagaimana teknik penerjemahan lisan serta contohnya?
          1.2.4.   Bagaimana strategi dan persiapan dalam peerjemahan lisan?
          1.2.5.   Bagaimana Hal apa saja yang harus dilakukan sebagai interpreter (Kode Etik)?
          1.2.6.   Bagaimana korelasi terjemahan lisan dengan jurusan Bahasa Inggris?

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan khususnya untuk melengkapi tugas UAS mata kuliah Interpreting: Indonesia-English yang dibina Dr. Andang Saehu, M.Pd.. di Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora. Adapun tujuan umumnya sebagai berikut.
           1.3.1    Untuk mengetahui pengertian dari penerjemahan lisan;
           1.3.2    Untuk mengetahui tipe atau jenis penerjemahan lisan;
           1.3.3    Untuk mengetahui teknik-teknik penerjemahan lisan dan contoh-contohnya;
           1.3.4    Untuk mengetahui persiapan dan strategi dalam penerjemahan lisan;
           1.3.5    Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan sebagai interpreter (kode etik); dan
           1.3.6    Untuk mengetahui korelasi interpreting dengan jurusan bahasa Inggris.

1.4. Manfaat Penulisan
Secara teoritis, manfaat penulisan ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan penulis tentang hal-hal yang harus diketahui dalam melakukan interpreting serta korelasinya dengan jurusan bahasa Inggris. Secara praktisnya, bahwa tujuan dari jurusan Fakultas Adab dan Humaniora selain menciptakan mahasiswa yang berpengetahuan tinggi, religius, dan berakhlak, tetapi juga menciptakan mahasiswa yang bisa menguasai bahasa Inggris, khususnya bagi mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Oleh karena itu hasil dari penulisan ini dapat dijadikan motivasi khususnya bagi penulis, umumnya seluruh mahasiswa jurusan bahasa Inggris untuk lebih bisa meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya terutama dalam Interpreting.

1.5. Sistematika Penulisan
Bab kesatu merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan isi yang mencakup pengertian penerjemahan lisan, tipe-tipe penerjemahan lisan, persiapan dan strategi dalam penerjemahan lisan, teknik-teknik dalam penerjemahan lisan beserta contohnya, hal-hal yang harus dilakukan sebagai interpreter (kode etik), dan korelasi interpreting dengan jurusan Bahasa Inggris. Bab ketiga merupakan penutup yang mencakup simpulan dan saran-saran.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penerjemahan Lisan (Interpreting)
Penerjemahan (Translation) merupakan pengalihan arti dan pesan dari Bahasa Sumber (BSu) ke dalam Bahasa Sasaran (BSa). Penerjemahan ibaratkan kita mentrasnfer uang dari Bank A ke Bank B, maka saldo ataupun jumlah uangnya akan tetap sama walaupun Bank nya berbeda. Menurut Brislin (dalam Djuharie, 2013:12),”Terjemahan adalah pengalihan pikiran  dan ide dari BSa ke dalam BSu, baik itu bahasa lisan maupun tulisan, baik bahasa itu sudah memiliki ortografi ataupun belum, baik itu bahasa isyarat untuk orang-orang tuli ataupun bukan.”
Merujuk dari pengertian translation tersebut, bisa dikatakan bahwa interpreting merupakan pengalihan atau mentransfer arti, pesan, pikiran, dan ide dengan tidak merubah sedikitpun maknanya yang dilakukan secara lisan atau ucapan. Di samping itu, Shuttleworth dan Cowie (dalam Pujiyanti 2013:1) mengatakan, “Interpreting is a term used to refer to the oral translation of a spoken message or text.” Artinya, Interpreting adalah sebuah istilah yang mengacu pada terjemahan lisan dari pesan yang berupa ucapan maupun teks.
`
2.2. Tipe-tipe dari Penerjemahan Lisan
Pada dasarnya tipe-tipe penerjemahan lisan dibedakan kedalam beberapa bagian, diantranya.
                2.2.1    Berdasarkan Status Profesi
Tipe penerjemahan lisan berdasarkan status profesi yaitu penerjemahan yang dilihat dari profesi atau pekerjaannya. Ada beberapa tipe penerjemahan berdasarkan status profesi. Pertama, interpreter amatir, yaitu penerjemah lisan yang bekerja hanya sebagai kegemaran ataupun seseorang yang sedang masih dalam tahap pembelajaran (mahasiswa bahasa Inggris).
Kedua, interpreter profesional, yaitu seorang penerjemah yang sudah mahir dan benar-benar bekerja sebagai interpreter, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pun hasil dari pekerjaan sebagai interpreter. Ketiga, interpreter semi profesional, penerjemah lisan ini merupakan penerjemah yang sudah mahir. Namun, dia tidak menggunakan keterampilan interpreting ini sebagai matapencaharian, akan tetapi jika disuruh menjadi interpreter maka dia sanggup dan bisa. Dalam kata lain keterampilan interpretingnya hanya digunakan sebagai pekerjaan sampingan (Nababan dalam Khrisna, 2008:13).
                2.2.2    Berdasarkan Sifat Kerjanya
Tipe penerjemahan berdasarkan sifat kerjanya ada yang bekerja penuh waktu (full-timer) dan yang paruh waktu (part-timer).  (Weber dalam Khrisna, 2008:13-14).
Artinya, penerjemah lisan penuh waktu ini samadengan penerjemah profesional yaitu bekerja penuh dalam bidang penerjemahan lisan dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai pekerjaan utama. Sedangkan penerjamah lisan paruh waktu samadengan penerjemah semi profesional, yaitu seseorang yang bisa dan mampu melakukan kegiatan penerjemahan lisan, tetapi pekerjaan tersebut hanya sekedar sampingan.
                2.2.3    Berdasarkan Tempatnya
Tipe penerjemahan lisan berdasarkan tempatnya dibagi ke dalam beberapa jenis. Pertama, Conference Interpreting, yaitu penerjemahan lisan yang dilaksanakan dalam suatu konferensi, misalnya seperti dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA). Biasanya penerjemahan lisan yang dilaksanakan pada saat konferensi ini menggunakan cara penerjemahan lisan kombinasi (Combination Interpreting) yaitu menggabungkan antara penerjemahan lisan konsekutif (Consecutive) dan simultan (Simultaneous).
Kedua, Court Interpreting, yaitu penerjemah lisan yang dilaksanakan di ruang sidang, penerjemah ini disebut penerjemah lisan legal dan kedudukannya paling tinggi dari penerjemah lisan lainnya. Penerjemah lisan ini harus bersifat netral.
Ketiga, Community Interpreting, penerjemahan lisan jenis ini biasanya dilakukan di tempat atau bidang pelayanan umum, dimana penerjemahan lisan ini sebagai fasilitas komunikasi antara para pejabat dengan masyarakat umum, contohnya seperti di kepolisian, imigrasi, dsb.
Keempat, Whispered Interpreting, sesuai dengan namanya “Whispered” artinya “berbisik”. Namun sebenarnya penerjemahan lisan ini tidak berbisik, melainkan berbicara pelan. Penerjemhan ini biasanya dilakukan ketika partisipan tidak lebih dari 2 orang, oleh karena itu tidak membutuhkan suara keras.
Kelima, ada Liaison Interpreting, Liaison artinya penghubung, jadi penerjemahan ini adalah penerjemahan lisan sebagai penghubung antara si A dengan si B. Misalnya si A ingin melakukan percakapan dengan si B, tetapi diantara mereka berdua tidak saling memahami bahasa lawan bicaranya. Dalam penerjemahan lisan ini seorang interpreter harus menjadi penerjemah lisan antara dua bahasa (Inggris-Indonesia serta Indonesia-Inggris). Di samping itu, menurut Fujiyanti (2013:5) Liaison Interpreting,
“Digunakan ketika suatu kelompok kecil  dari dua kubu yang tidak saling memahami bahasa lawan tuturnya mengadakan suatu diskusi  atau  negosiasi.  Peristiwa  ini  umumnya terjadi dalam suatu rapat, pertemuan delegasi, atau perjanjian kesepakatan [Dalam] kegiatan ini kedua kubu saling berinteraksi dengan memanfaatkan kehadiran seorang penerjemah lisan untuk menjembatani kesenjangan komunikasi mereka akibat perbedaan bahasa.”





                2.2.4    Berdasarkan Caranya
Tipe interpreting berdasarkan caranya umumnya dibedakan menjadi tiga. Diantaranya Konsekutif (Consecutive), Simultan (Simultaneous), dan Kombinasi (Combination).
Penerjemahan lisan secara Konsekutif adalah penerjemahan yang dilakukan dengan jeda waktu, dalam arti si penerjemah jangan dulu bicara (menginterpreting) sebelum pembicara berhenti berbicara (sekitar 3 sampai 10 kalimat). Konsekutif menurut Santiago (dalam Pujiyanti, 2013:6), “in its purest form, consecutive interpretation is a mode which the interpreter begins the interpretation of  a complete message after the speaker has stopped producing the source utterance.” Artinya kurang lebih, penerjemahan lisan konsekutif adalah sebuh cara dimana penerjemah lisan mulai menginterpretasikan pesan tersebut setelah pembicara berhenti memberikan ujarannya (berbicara). Adapun ciri khas dari penerjemahan secara konsekutif yaitu membuat catatan (note-taking), catatan tersebut berguna jika lupa karena keterbatasan memori atau ingatan serta waktu.
Penerjemhan lisan secara Simultan merupakan penerjemhan lisan yang dilakukan secara beriringan, dimana si penerjemah melakukan interpreting mengiringi perkataan pembicara, artinya setiap kata yang diungkapkan harus diinterpretasikan. Adapun alat tambahan dalam penerjemahan secara simultan diantaranya booth, microphone, headset, transmitter, dsb.
Selanjutnya ada penerjemahan secara Kombinasi, penerjemahan ini merupakan penerjemahan lisan gabungan antara Konsekutif dengan Simultan , dimana si Simultaneous Interpreter bertugas sebagai penyampai pesan atau arti, sedangkan si Consecutive Interpreter bertugas mencatat untuk menjaga ada kesalahan atau lupa. Biasanya cara penerjemahan seperti ini dilakukan di kenegaraan.

2.3. Persiapan dan Strategi dalam Penerjemahan Lisan
Persiapan dan strategi sangatlah penting bagi seorang penerjemah lisan yang akan melaksanakan tugasnya, karena keberhasilan itu tertagntung pada persiapan itu sendiri.
               2.3.1.   Langkah-langkah dalam Penerjemahan Lisan
Ada beberapa langkah atau persiapan pribadi yang harus diperhatikan dalam penerjemahan lisan, yang utama adalah persiapan fisik yang prima, karena proses penerjemahkan lisan itu sangat menguras tenaga (fisik), kemudian seorang penerjemah harus memperhatikan peralatan seperti buku (note-taking) bagi penerjemah lisan konsekutif dan peralatan lainnya, selain itu penerjemah lisan juga harus datang lebih awal minimal 30 menit sebelumnya serta sebelum bertugas dianjurkan untuk melakukan kontak dengan pembicara supaya bisa mengetahui “kisi-kisi” yang akan disampaikan oleh pembicara tersebut.
               2.3.2.   Strategi Penerjemahan Lisan
Adpun strategi yang harus dikuasi oleh seorang penerjemah lisan diantaranya. Penerjemah lisan senantiasa harus melakukan kontak mata dengan lawan bicara maupun pendengarnya, penerjemah lisan harus menyampaiakan pesan dengan jelas dan yakin, penerjemah lisan harus berada dekat dengan pembicara untuk memudahkan dalam menangkap pesan, sampaikanlah pesan apa adanya, serta intonasi atau mimik harus sesaui dengan pembicara (Khrisna, 2013: 26-30).

2.4. Teknik dalam Penerjemahan Lisan Beserta Contohnya
Agar terjemahan lisan ini bisa terlaksana dengan baik dan mudah, maka ada beberapa teknik yang harus dikuasai dan bisa diaplikasikan. Berdasarkan Tesis (Khrisna, 2013:31-39) ada beberapa teknik dalam penerjemahan Lisan sebagai berikut.
               2.4.1.   Reduksi / Penghapusan (Reduction / Deletion)
Teknik penerjemahan ini sesuai dengan nanamnya yaitu Reduksi atau pemotongan (pengurangan) yaitu proses penerjemahan dengan melakukan pengurangan kata atau prase Bahasa Sumber (BSu) dengan tujuan hasil terjemhananya dalam Bahasa Sasaran (BSa) menjadi lebih efektif dan enak didengar.
Contohnya – BSu : Eris is a student.
 – BSa : Eris seorang pelajar.
               2.4.2.   Penambahan (Addition)
Penambahan disini artinya sebuah teknik menambahkan kata atau prase ke dalam BSa, tujuannya untuk memperjelas makna yang disampaikan oleh pembicara.
Contohnya – BSu  : Fauji told me that he could playing football.
                 – BSa: Fauji bilang pada saya bahwa dia bisa bermain sepakbola.
               2.4.3.   Transposisi (Transposition)
Teknik penerjemahan ini yaitu teknik penerjemahan dengan cara menggeserkan atau merubah posisi. Yaitu dengan cara merubah posisi prase yang ada di awal kalimat menjadi di akhir atau di tengah kalimat.
Contohnya – BSu : I had played football for 90 minutes yesterday.
                 – BSa : Kemarin saya bermain sepakbola selama 90 menit.
               2.4.4.   Modulasi (Modulation)
Teknik modulasi ini merupakan teknik penerjemahan lisan dengan cara mengubahan kalimat dari pasif menjadi aktif ataupun sebaliknya.
Contohnya – BSu : The students are being studied Interpreting by Mr. Andang.
                 – BSa  : Bapak Andang sedang mengajarkan mahasiswa penerjemahan lisan.
               2.4.5.   Terjemahan Harfiah (Literal Translation)
Penerjemahan harfiah ini yaitu teknik penerjemahkan lisan dengan cara kata per kata (word per word), tetapi kata per kata ini juga bisa dimodifikasi (modification).
Contohnya – BSu : She is a beautiful girl.
                 – BSa  : Dia adalah seorang cantik gadis (kata per kata).
                              Dia seorang gadis yang cantik (modifikasi).      
               2.4.6.   Adaptasi (Adaptation)
Teknik penerjemahan ini adalah proses penerjemahan secara bebas, diadaptasikan sesuai dengan konteks yang ada dalam BSa, Biasanya terjemahan ini dilakukan untuk menterjemahkan kata-kata yang berbau peribahasa ataupun sastra (idiom).
Contohnya – BSu : To speak about the devils.
                 – BSa : Mebicarakan setan (secara sastra)
                            Panjang umurnya/Baru saja dibicarakan (Adaptasi)
               2.4.7.   Pungutan (Borrowing)
Teknik penerjemahana ini dalam bahasa Indonesia bisa disebut kata serapan, dimana kata tersebut masih mempertahankan cara pengucapan ataupun penulisannya.
Contohnya – BSu : This is a mouse.
                 – BSa : Ini mouse (komputer)
               2.4.8.   Amplifikasi (Amplification) atau Deskripsi (Description)
Yaitu teknik penerjemahan lisan  untuk meredefinisikan suatu istilah yang tidak ditemukan padannya. Redefinisi disini bukan berarti menggantikan suatu istilah dengan istilah baru. Dalam kata lain amplifikasi adalah proses mendeskripsikan atau menjelaskan kata yang tidak ditemukan padanan katanya.
Contohnya – BSu : Pete / Petai
                 – BSa : A type of edible flat bean.
               2.4.9.    Kalke (Calque)
Kalke adalah teknik penerjemahan lisan secara harfiah dari suatu kata atau frase ke dalam BSa, kemudian dicocokan dengan konteks yang ada dalam BSa.
Contohnya – BSu : Prophet Mohammed, and Abraham.
                – BSa : Nabi Muhammad dan Ibrahim.
             2.4.10. Kompensasi (Compensation)
Teknik penerjemahan lisan ini teknik menyampaikan sebuah makna yang tidak bisa disampaikan ke dalam BSa dengan posisi atau makna yang sama. Sebuah kata bisa berubah maknanya dalam keadaan tertentu.
Contohnya – BSu : He is going to come to my birthday party.
                – BSa  : Dia akan datang ke pesta ulang tahun ku. (buat               sahabat).
Beliau akan datang ke pesta ulang tahun ku. (buat orang yang dihormati).
             2.4.11. Generalisasi (Generalization)
Teknik generalisasi ini digunakan dengan cara menggunakan istilah umum yang bisa dimengerti oleh pendengar atau audien.
Contohnya – BSu : She gave me a lot of pie.
                 – BSa : Dia memberikanku roti yang banyak.
             2.4.12. Amplifikasi Linguistik (Linguistc Amplification)
Teknik ini diaplikasikan dengan cara menambahkan elemen-elemen linguistik pada frase, biasanya frase ini diinterpretasikan ke dalam padanan frase yang sudah baku.
Contohnya – BSu : No parking.
                 – BSa : Dilarang parkir.

2.5. Hal-hal yang Harus Dilakukan sebagai Seorang Interpreter (Kode Etik)
Seorang penerjemah lisan harus mematuhi etika-etika atau pedoman (kode etik). Ada beberapa acuan dasar kode etik yang harus dipegang teguh.
               2.4.1.   Ketepatan Dalam Mengalihkan Pesan
Seorang penerjemah lisan harus tepat dalam mengalihkan pesan agar maksud dan tujuan yang diucapkan pembicara bisa sampai, adapun caranya diantaranya harus memahami serta menguasai BSu maupun BSa, selain itu dalam penyampaian pesan atau tuturan sasaran harus jelas jangan terdengar seperti terjemahan.
               2.4.2.   Menjaga Rahasia Klien
Seorang penerjemah lisan yang profesional akan selalu menjaga rahasia para kliennya. Karena biasanya seorang penerjemah lisan akan menemuni para klien dari lembaga, perusahaan, maupun pemerintah. Oleh karena itu penerjemah harus bisa menjaga kerahasiaannya.
               2.4.3.   Tidak Memihak
Untuk menjamin bahwa pesan yang disampaikan itu akurat dan tepat. Maka seorang penerjemah lisan yang profesiaonal harus bersifat netral atau tidak memihak (Khrisna, 2013:40-43). Jika seorang penerjemahan lisan tidak bisa menjaga kode etik, itu artinya ia telah “mengotori” dirinya sendiri ataupun penerjemahan lisan itu sendiri.

2.6.Korelasi Penerjemahan Lisan dengan Jurusan Bahasa Inggris
Jurusan Bahasa Inggris merupakan jurusan yang mempelajari keseluruhan dari pelajaran bahasa Inggris, baik itu speaking, structure, translation, listening, tak terkecuali dengan interpreting. Karena mahasiswa jurusan bahasa khusunya jurusan D-3 Bahasa Inggris Fakultas Adab dan Humaniora yang merupakan “Arsitek” nya bahasa, maka mahasiswa harus mampu “mengutuk-ngatik” bahasa, khususnya dalam Interpreting Indonesia-Inggris ataupun sebaliknya. Walaupun interpreting sangat sulit, tetapi inilah yang harus dikuasai oleh para mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Kemampuan interpreting ini tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi kita harus giat berlatih.
Sebagaimana sambutan Bapak Uday Permanaludin, M.Pd dalam Milad jurusan Bahasa Inggris (BI) ke-14 tahun yang dilaksanakan pada 10 Mei kemarin, beliau mengatakan bahwa jati diri jurusan BI itu tergantung mahasiswanya, dalam jurusan BI itu ada lima skill yang harus dikuasi oleh para mahasiswanya diantaranya Structure, Reading, Listening, Translation, dan Interpreting.







BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Penerjemahan lisan (interpreting) merupakan pengalihan atau mentransfer arti, pesan, pikiran, dan ide dengan tidak merubah sedikitpun maknanya yang dilakukan secara lisan atau ucapan. Ada beberapa tipe penerjemahan lisan. Pertama, berdasarkan status profesi, diantaranya penerjemah lisan amatir, profesional, dan semiprofesional. Kedua, berdasarkan sifat kerjanya yaitu ada penerjemah yang bekerja penuh waktu dan adapula yang bekerja paruh waktu. Ketiga, berdasarkan tempatnya ada yang dilaksanakan di conference interpreting, court interpreting, community interpreting, whispered interpreting, atau liasion interpreting. Keempat, berdasarkan caranya diantaranya secara konsekutif, simultan, dan kombinasi.
Seorang penerjemah lisan harus melaukan persiapan dan menyiapkan strategi serta teknik ketika akan melaksanakan tugasnya. Seorang penerjemah harus memperhatikan peralatan seperti buku (note-taking) bagi penerjemah lisan konsekutif dan peralatan lainnya, selain itu penerjemah lisan juga harus datang lebih awal minimal 30 menit sebelumnya serta sebelum bertugas dianjurkan untuk melakukan kontak dengan pembicara supaya bisa mengetahui “kisi-kisi” yang akan disampaikan oleh pembicara tersebut.
Seorang interpreter juga harus mematuhi kode etik yang sudah ditetapkan dan tidak boleh melanggarnya, diantaranya ketepatan dalam mengalihkan pesan (interpreting), menjaga rahasia klien, dan harus bersifat netral. Walaupun interpreting sangat sulit, tetapi inilah yang harus dikuasai oleh para mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Kemampuan interpreting ini tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi kita harus giat berlatih. Kemampuan interpreting ini merupakan identias dari jurusan Bahasa Inggris (Afakultas Adab dan Humaniora).


3.2. Saran-saran
Sebagai seorang pelajar yang ada di jurusan Bahasa Inggris, marilah kita meningkatkan pembelajaran kita, terutama dalam penerjemahan lisan (Interpreting). Minimal kita harus mengetahui teknik ataupun tatacara dalam melakukan penerjemahan lisan. Karena penerjemahan lisan merupakan jati diri dari jurusan Bahasa Inggris di samping pelajaran structure, reading, listening, dan translation.
Selain itu sebagai seorang penerjemah lisan agar bisa menjaga kode etik dalam melakukan penerjemahan lisan. Hal ini untuk menjaga nama baik dari penerjemahan lisan ataupun penerjemah lisan itu sendiri. Seorang penerjemah profesinal pasti akan senantiasa menjaga dan mematuhi kode etik penerjemahan lisan.










DAFTAR PUSTAKA

Djuharie, Otong Setiawan. 2013. Teknik dan Panduan Menterjemahkan Bahasa inggris-Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Pujiyanti, Umi. 2013.Kajian Penerjemahan Lisan. Solo: LKP Indonesia Belajar.

Khrisna, Dyah Ayu Nila. 2008. Kajian Penerjemahan Lisan Konsekutif dalam Kebaktian Kebangunan Rohani Bertajuk “Miracle Crusade – This is Your Day!”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3 comments: